Judul : Bulan Terbelah di Langit
Amerika
Penulis : Hanum Salsabiela Rais dan
Rangga Almahendra
Penerbit : Gramedia
Cetakan
ke-3 : 2016 (cover film, edisi khusus)
Tebal : 344 halaman
ISBN : 978-602-03-2243-8
Bulan
terbelah merupakan konotasi dari Islam dan Amerika yang terbelah sejak
terjadinya tragedi WTC 11 September 2001.
Novel
yang pertama terbit pada 17 Desember 2015 ini bisa dikatakan sebagai kelanjutan
buku 99 Cahaya di Langit Eropa yang menjadi
Best Seller bersama Berjalan di Atas Cahaya. Dua buku
pendahulunya didasarkan pada fakta peradaban Islam di Eropa sedangkan novel
terbaru ini merupakan perpaduan dari fiksi, religi, dan sejarah. Pada edisi
khusus ini pembaca dimanjakan dengan foto-foto behind the scene film Bulan
Terbelah di Langit Amerika 2 dan tanda tangan Hanum, Rangga, serta para
pemain BTLA 2.
Kisah
bermula dari Gertrud Robinson, bos sebuah surat kabar di Austria, Heute ist Wunderbar yang menugasi Hanum,
sang wartawan, untuk menulis artikel bertema would the world be better without Islam? Kesempatan yang tak bisa
ditolak oleh Hanum untuk melindungi keyakinannya dan mengakhiri Islamofobia yang menjalar ke
berbagai tempat. Ia tak rela tugasnya dialihkan kepada rekannya nonmuslim,
Jacob, yang pasti akan menjawab ‘ya’.
Mudah-mudahan Engkau
melihat misi yang lebih besar di baliknya: meluruskan pikiran negatif
orang-orang Barat terhadap Islam. Aku harus membuktikan bahwa tema ulasan
tuntutan Dewan Redaksi itu tak akan pernah terbukti.
Tak akan pernah.
(halaman 51)
Akhirnya
Hanum dan Rangga, suaminya, bersama-sama terbang ke Amerika dengan misi yang
berbeda. Hanum dengan tugas kewartawanannya sedangkan Rangga menghadiri
konferensi ilmiah atas rekomendasi pembimbing desertasinya. Keduanya bertemu
dengan Philipus Brown, seorang pengusaha dan filantropi yang selamat dari
tragedi 11 September 2001 serta Azima Hussein, seorang muslim yang suaminya
tewas dalam tragedi WTC.
Brown
mengungkap bahwa Islam bukanlah agama teroris. Bahkan Brown yang nonmuslim
mengaku berutang nyawa pada Ibrahim (Abe), suami Azima, yang menendangnya
keluar dari gedung WTC hingga ia selamat. Dalam pidatonya pada acara CNN TV Heroes, Brown tanpa ragu memberikan kesaksian
mengagetkan.
“Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu
yang terhormat, jika masih ada yang berpikir dunia ini lebih baik tanpa
kehadiran Islam di dalamnya, merekalah para teroris yang sesungguhnya. Tanpa
Ibrahim, mungkin saya akan sama setujunya dengan mereka semua bahwa bunuh diri
adalah peristiwa terbaik yang bisa memastikan kehidupan saya saat itu.”
(halaman 307)
Demikian
juga penuturan Jones, seorang yang membenci Islam sejak istrinya tewas dalam
tragedi WTC.
“Aku harus menerima
kenyataan, tragedi itu adalah tragedi umat manusia. Baik muslim ataupun bukan,
semua telah tersakiti. Mungkin, sekarang ini muslim justru yang paling
dikhianati. Dan dengan kebencianku, aku membuat mereka semakin merana.”
(halaman 312 – 313)
Buku
yang tidak hanya inspiratif, tetapi juga memperluas pengetahuan kita mengenai
hubungan sejarah Amerika dan Islam yang selama ini tersembunyi. Sejauh ini kita
tahu Christopher Colombus ialah penemu benua Amerika. Namun, sejumlah fakta
menunjukkan 300 tahun sebelum kedatangan Columbus, benua itu telah dihuni oleh
orang-orang bertubuh tegap, berbalut jubah, berhidung mancung, dan berkulit
merah, yaitu suku Melungeon. Pembaca juga dibuat terkejut dengan penemuan
jurnal pelayaran Columbus. Di dalamnya tertulis Columbus melihat adanya kubah
masjid yang indah di Selat Gibara. Hal itu membuktikan bahwa Islam hadir di
Amerika jauh sebelum Columbus datang.
Buku
ini mengungkap pula penelitian para astronaut
menemukan bukti kemukjizatan Nabi Muhammad saw. dengan kuasa Allah bisa
membelah bulan, berupa rekahan di sepanjang diameter bulan. Bahasa yang ringan
dan membuat kita tak sabar untuk menuntaskannya. Buku yang mencerahkan bagi
muslim maupun nonmuslim agar paham bahwa Islam bukanlah teroris. Di tangan
Hanum, terjawablah tantangan Gertrud bahwa dunia tanpa Islam adalah dunia tanpa
perdamaian.
Salma Madani
adalah nama pena dari Siti Salamah. Penulis resensi dan cerpen ini
sehari-harinya mengajar di SD Al Islam 3 Gebang. Beberapa tulisannya dimuat di
koran Solopos, Koran Muria, dan Koran Madura, Koran Jakarta, harian Rakyat Sultra, Malang Post, Banjarmasin
Post, majalah Hadila, dan majalah
Orange. Antologinya yang sudah terbit
yaitu Senandung Rindu yang Karatan
(kumcer), Autumn Laves (kumcer remaja)
dan 111 Kumpulan Surat Istimewa: Kepadamu
dengan Sepenuh Hati (kumpulan surat). Penulis dapat dikenal lebih dekat
lewat akun FB: Siti Salamah (Salma Madani).
Email: salma.madani333@gmail.com
Nomor kontak:
085643913779
Tidak ada komentar:
Posting Komentar