Sebuah Pembuktian (Peran Penting Wanita di Tengah Krisis dan Pandemi) - KBM Soloraya

Breaking

Hadir Untuk Menginpirasi Anda

Sebuah Pembuktian (Peran Penting Wanita di Tengah Krisis dan Pandemi)

KBM Soloraya - Bismillahirrahmanirrahim

Ketika memutuskan untuk menulis, aku telah menyiapkan hati bahwa tulisan ini aku hadiahkan untuk menampar diriku sendiri.

Aku beri judul ia Sebuah Pembuktian.

Banyak diantara laki-laki yang mendekati predikat sempurna, tapi tidak banyak wanita yang mendekati kesempurnaan. Kecuali empat orang, diantaranya adalah
Khadijah Binti Khuwailid.

Maka sudah sepantasnya ibunda kita yang mulia, kita jadikan panutan dan tolak ukur untuk menjadi wanita yang didambakan oleh suami dan anak-anak kita.

Mari kita simak dan ingat kembali, bagaimana ibunda Khadijah membawa ketenangan dan memupuk kepercayaan diri pada pasangannya yaitu Rasulullah SAW.

Dimana pada saat itu, Rasulullah SAW pulang dari Gua Hira dalam keadaan ketakutan dan kepanikan karena apa yang beliau saksikan saat wahyu pertama kali turun.

Khadijah dalam peristiwa dahsyat ini sangat pandai bersikap, menempatkan posisi dirinya. Beliau tak banyak bertanya kenapa Rasulullah SAW ketakutan dan panik, beliau berusaha menenangkan jiwa dan fikiran Rasulullah terlebih dahulu, setelah tenang barulah ibunda kita menyakan perihal yang membuat Rasulullah SAW merasakan ketakutan.

Setelah mendengar kisah dari Rasulullah SAW, Khadijah  pun dengan sangat cerdas meyakinkan bahwa tidak mungkin Allah akan menyia-nyiakan beliau, Khadijah kemudian menyebutkan kebaikan-kebaikan Rasulullah SAW selama ini dan kemudian keesokan harinya Khadijah mengajak Rasulullah SAW untuk bertemu sepupu beliau, Waraqah. 

Untuk lebih detailnya mari kita buka kembali buku sejarah kita masing-masing, karena tak mungkin dijelaskan di sini dengan panjang lebar, keburu pembacanya bosan.

Dari kisah di atas kita bisa memetik pelajaran berharga bahwa peran wanita disaat wabah atau pandemi ini akan sangat menentukan.

Setelah bertahun-tahun dengan rutinitas dan segala aktifitas kehidupan kita yang berjalan normal, mulai dari gaji bulanan kita yang lancar, anak-anak yang pendidikannya memadai di sekolah, tempat penitipan anak kita yang kondusif dan nyaman, sehingga saat bekerja bisa kita titipkan dengan perasaan tenang.

Homeward Bound, karya Sue Hutton

Nah, saat pandemi ini dinyatakan menjadi bencana global dan terjadi pembatasan sosial besar-besaran yang menyebabkan beberapa perusaahaan mulai merumahkan pekerjaan karyawannya, serta beberapa terpaksa harus diberhentikan kontrak kerjanya, dan hal ini bisa terjadi kepada siapapun termasuk diri kita dan orang-orang terdekat kita. Belum lagi anak-anak yang seharusnya sekolah harus terpaksa belajar di rumah.

Ini menjadi PR besar bagi seorang ibu dan seorang wanita melakukan perannya di rumah, karna bukankah rumah itu yang paling mengetahui urusannya adalah seorang ibu dan madrasah pertama adalah seorang ibu juga bagi anak-anaknya.

Nah sekarang saatnya bagaimana kita membuktikan, bahwa pasangan kita telah tepat memilih pendamping hidup dan ibu bagi anak-anaknya.

Inilah hari-hari pembuktian bahwa kita bisa menjadi laksana Khadijah yang menentramkan saat suami kita misalnya terpaksa harus di rumahkan oleh kantornya.

Tak perlu sama persis dengan ibunda kita karena kitapun tak akan sama derajat kemuliaannya dengan beliau tapi bukankah setidaknya kita telah berusaha mencontoh beliau, saat itu terjadi -tapi semoga tidak- yakinlah pada pasangan kita bahwa insyaAllah semua ini akan bisa kita lewati dan kelak akan menjadi cerita yang luar biasa untuk generasi berikutnya, dan yakinkan pula bahwa Allah Maha Kaya yang bisa memberikan rezeki kepada hamba-Nya tanpa hisab. Tugas kita adalah bersabar dan bersyukur dan tetap setia mendampingi pasangan dalam kondisi dalam apapun.

Mari buktikan kembali bahwa kita adalah seorang ibu yang luar biasa dan yakini  bahwa ujian pandemi ini adalah jalan Allah untuk mendekatkan surga kepada kita.

Karena barangkali selama ini tugas utama kita sebagai madrasah pertama bagi anak  telah lama sekali diambil perannya oleh guru di sekolah dan dimana seharusnya yang mendulang pahala yang mengajarkan ilmu agama dan hal yang bermanfaatnya dimulai dari ibunya sendiri, sehingga menjadi amal jariyah bagi ibunya kelak. Bukan yang ngajari alfatihah anak kita saja gurunya sehingga bacaan yang kelak ia baca sehari lima kali itu yang mendulang pahala jariyahnya adalah guru disekolah. 

Mari kita buktikan bahwa kita adalah sahabat terbaik bagi anak kita yang sudah menginjak usia remaja, bahwa kita adalah teman curhat yang baik atas segala rasa di hatinya, dan seharusnya seorang ibu memang paling bisa mengerti tentang perubahan dan pertumbuhan anaknya, yang bisa jadi selama ini kita abai, akhirnya generasi anak kita yang kita harapkan jadi jalan ke surga malah mengarah ke hal yang berlawanan, karena kurangnya kontrol dan perhatian kepada anak kita, akhirnya mereka mendapatkan kenyamanan bila curhat atau berada ditempat lain dan dengan orang lain, iya kalau temen nya bisa menularkan hal positif kalau sebaliknya.

Mari tetap menjaga rasa syukur kita di tengah pandemi ini dengan tetap berprasangka baik kepada Allah.

Mungkin bisa jadi Allah menginginkan kita sejenak beristirahat dan melihat hakikat kehidupan dan amanah dalam perjalanan rumah tangga kita masing-masing, agar kelak saat kita ditanya tentang yang Allah titipkan berupa pasangan, anak, harta, serta jabatan kita bisa mempertanggungjawabkannya dengan baik.

Sebagai penutup izinkan saya menyampaikan hal ini.

Kebahagian dan ketenangan didalam rumah tangga besar sekali peran seorang istri di dalamnya betapa tidak karna Allah telah berfirman bahwa seorang wanita adalah pemimpin dalam urusan rumahnya.

Berarti seorang istri bertanggungjawab bagaimana suasana rumah tetap membahagiakan dan menentramkan bagi para penghuninya disaat kondisi mencekam, ada harta ataupun keterbatasan harta saat ini, buah hati yang sekolahnya di rumahkan, kitapun menyambutnya dengan gembira karena sekarang anda yang akan banyak menuai pahala kebaikan dengan mengajarkan wawasan ilmu yang anda miliki.

Saatnya pembuktian.

Ditulis oleh :
Nura Khumairah
Ibu rumah tanga
Nusukan Banjarsari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar