Khutbah Shalat Iedul Fitri #DiRumahSaja - KBM Soloraya

Breaking

Hadir Untuk Menginpirasi Anda

Khutbah Shalat Iedul Fitri #DiRumahSaja


Memaknai Kemenangan dan Ujian


(H. Muhammad Irfan Abdul Aziz, Pengurus Pusat Himpunan Dai Muda Indonesia)




Khutbah Pertama
الله أكبر (9 مرات) لا إله إلا الله والله أكبر ، الله أكبر ولله الحمد.
الْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَ مِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar... wa lillahil hamd
Saudara-saudariku yang dimuliakan Allah subhanahu wata’ala

Selesai sudah Allah subhanahu wata’ala berikan kesempatan kepada kita untuk mereguk pahala penuh berkah di bulan Ramadhan. Tentu kita bersyukur kepada Allah atas anugerah kelapangan #DiRumahSaja , sehingga kita punya banyak waktu luang untuk beribadah. Namun kita juga memohon ampunan-Nya, atas segala kelalaian hingga mengabaikan kesempatan yang telah Allah berikan.

Masih teringat Ramadhan-Ramadhan sebelumnya, kita sibuk di jalan-jalan, hingga banyak waktu tarawih terlewat, waktu berbuka tak diimbangi khusyu’nya berdoa, dan tilawah kita pun tak tentu jadwalnya. Namun pada Ramadhan kali ini, dengan segala prasangka baik kita kepada Allah yang telah menetapkan pandemik Covid – 19 ini, kita bisa menjaga khusyu’ berdoa menjelang setiap berbuka, kita bisa menjaga tarawih bersama keluarga, dan kita bisa memiliki jadwal tilawah bahkan tadarus bersama keluarga.

Sungguh itu semua adalah anugerah terbesar. Sebab dari sekian banyak kenikmatan di dunia ini, kenikmatan terbesar adalah saat Allah berikan kita kemudahan dalam beribadah kepada-Nya. Itulah kemenangan sejati bagi kita. Sebab dengan mudahnya kita untuk taat kepada-Nya, maka akan turun pertolongan Allah, dan kita akan mendapatkan kemenangan.

Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar... wa lillahil hamd
Saudara-saudariku yang dimuliakan Allah subhanahu wata’ala

Kini kita kembali berbuka, sebagaimana makna Iedul Fitri. Setelah kita berpuasa sebulan, mari kita rayakan waktu berbuka kita ini dengan kesyukuran dan memperbaiki tekad, bahwa kita akan melanjutkan nilai ketakwaan selama bulan Ramadhan. Bahwa Takwa adalah hasil dari puasa kita. Sebagaimana satu-satunya perintah kewajiban puasa di dalam al Qur’an, yaitu pada surat al Baqarah ayat 183, Allah subhanahu wata’ala berfirman:
"يٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡڪُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِڪُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ."
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Tekad Takwa inilah yang akan menjadikan kita sebagai hamba Rabbani, bukan sekadar hamba Ramadhani. Yaitu hamba yang terus menyembah Allah di manapun dan kapanpun, tak hanya giat beribadah di bulan Ramadhan saja. InsyaAllah tekad takwa ini pula yang akan menjadikan rumah kita sebagai surga bagi kita. Sebab setiap penghuninya memiliki orientasi kepada Allah, menyukai dan membenci sesuatu karena Allah, maka keluarga kita akan kokoh saling mengasihi karena Allah pula.
Bila kita merindukan negeri ini menjadi surga bagi kita, maka kita harus pastikan keluarga kita telah menjadi surga. Sebab keluarga adalah pilar bangsa. Dan masa pandemik ini, telah memberikan kesempatan sebesar-besarnya bagi kita untuk melakukan pembinaan bagi keluarga.

Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar... wa lillahil hamd
Saudara-saudariku yang dimuliakan Allah subhanahu wata’ala

Perjalanan takwa kita tentu tak luput dari ujian. Baik ujian berupa cobaan, maupun ujian saat menjalankan perintah-Nya. Tetapi Allah subhanahu wata’ala telah nyatakan, bahwa setiap kesulitan itu disertai kemudahan. Ada dua kaedahnya, bila ujian itu berupa cobaan, maka kemudahan hadir bersama kesulitan. Itulah yang difirmankan berulang dalam surat al Insyirah ayat 5 dan 6.
فإن مع العسر يسرا, ان مع العسر يسرا
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”

Namun bila ujian itu saat akan menjalankan perintah-Nya, maka ingatlah surat At Thalaq ayat 7, bahwa kemudahan itu akan datang setelah kesulitan.
لينفق ذو سعة من سعته، و من قدر عليه رزقه فلينفق مما اتاه الله، لا يكلف الله نفسا الا ما اتها، سيجعل الله بعد عسر يسرا
“Hendaklah orang yang mempunyai keluasan memberi nafkah menurut kemampuannya, dan orang yang terbatas rezekinya, hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak membebani seseorang melainkan (sesuai) dengan apa yang diberikan Allah kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan setelah kesempitan.”

Begitulah, pada mulanya saat akan menjalankan perintah mungkin terasa sulit, namun yakinlah setelah itu akan ada kemudahan. Keyakinan inilah yang akan menjaga kita tetap di jalan ketakwaan, sejauh apapun kita berpisah dengan Ramadhan nantinya.

Khutbah Kedua
الله أكبر (7 مرات) لا إله إلا الله والله أكبر ، الله أكبر ولله الحمد.
الْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar... wa lillahil hamd
Saudara-saudariku yang dimuliakan Allah subhanahu wata’ala
Sekali lagi, mari kita jaga ketakwaan keluarga kita. Mari kita wujudkan keluarga kita sebagai surga kita. Keluarga yang selalu memiliki rasa percaya kepada Allah (tsiqoh billah), yang karenanya akan saling percaya sesama kita, percaya pada apapun ketetapan-Nya bahwa semua itu baik bagi kita. Bermodal rasa percaya yang baik kepada Allah inilah, kita akan terhindar dari pandangan negatif, sangkaan negatif, dan respon negatif. Dengan demikian, rumah kita akan menjadi sejuk jauh dari kemarahan para penghuninya. Itulah esensi dari rumahku surgaku.

Astaghfirullahal adzim…. Astaghfirullahal adzim…. Astaghfirullahal adzim… Mari kita sama-sama berdoa kepada Allah di pagi hari Raya ini.

Yaa Allah… Segala Puji bagi-Mu, yang telah memberikan banyak nikmat kepada keluarga kami.
Kami bersyukur atas anugerah #DiRumahSaja , sehingga kami bisa beribadah bersama keluarga.
Maafkanlah kami atas lalai yang masih tersisa, sehingga ada saja peluang dari-Mu yang kami abaikan.

Yaa Allah… Jadikanlah keluarga kami sebagai keluarga takwa, keluarga al Qur’an, keluarga surgawi.
Jadikanlah kekeluargaan kami kekal hingga kami sama-sama berkumpul kembali di surga-Mu.
Jangan Kau biarkan kami dalam kemaksiatan yang justru akan menceraikan kami di akhirat-Mu kelak.

Yaa Allah… Jadikanlah istri kami sebagai istri yang shalihah, yang taat kepada-Mu, kepada Rasul-Mu dan kepada suaminya.

Jadikanlah anak keturunan kami sebagai anak yang shalih-shalihah, yang taat kepada-Mu, kepada Rasul-Mu dan kepada orang tuanya.

Jadikanlah seluruh keturunan kami sebagai insan-insan yang memuliakan agama-Mu, Yaa Allah.
Serta berkahilah rezeki keluarga kami, rezeki yang dapat memenuhi kebutuhan dakwah dan ibadah kepada-Mu.

Yaa Allah Yang Maha Pengampun. Ampunilah dosa-dosa kami, dosa bapak-ibu kami, dosa anak-anak kami, serta dosa seluruh umat Islam baik yang masih hidup maupun yang telah wafat.

Terimalah seluruh amal puasa kami, serta amal-amal selama bulan Ramadhan ini.
Aamiin yaa Rabbal aalamin.

Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakaatuh


Tidak ada komentar:

Posting Komentar