Ramadhan Berkah Dari Rumah | Opini Oleh Iis Nuryati - KBM Soloraya

Breaking

Hadir Untuk Menginpirasi Anda

Ramadhan Berkah Dari Rumah | Opini Oleh Iis Nuryati

dok.pribadi
                                                

Wabah Covid-19 yang melanda hampir seluruh negara di dunia menjadikan Ramadhan tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Para ulama telah menfatwakan peningkatan ibadah di bulan mulia ini melalui ibadah di rumah saja. Kita akan sulit menemui masjid yang biasanya ramai dengan buka bersama yang penuh berkah, jamaah tarawih yang memenuhi shaf atau tadarus bersama yang menenteramkan. Sungguh, hati sedih mata menangis tetapi kita tak boleh berputus asa dari rahmat Allah.
Tidak ke masjid bukan berarti kita kehilangan segalanya dari Ramadhan. Ya, karena kita masih memiliki rumah yang dengannya kita tetap bisa menegakkan ketaatan dalam kebersamaan. Kita masih memiliki keluarga yang dengan mereka kita bisa bahu-membahu menyemarakkan malam dan siang dengan ketundukan.
Satukan Visi
Kesatuan visi seluruh anggota keluarga menjadi prasyarat bagi sebuah keluarga agar bisa menjadi basis peningkatan ketakwaan. Ketiadaan visi yang sama akan membuat masing-masing anggota berjalan sendiri sesuai selera. Karena itu, menyatukan visi merupakan langkah pertama yang harus dilakukan.
Bagaimana caranya? Adakan pertemuan keluarga. Ayah selaku pemimpin dalam masyarakat kecil memulai dengan tausiyah yang dikaitkan dengan kondisi saat ini. Selanjutnya, forum membahas visi keluarga di bulan Ramadhan ini. Tentunya berujung pada menjadikan Ramadhan tahun ini lebih baik dari Ramadhan sebelumnya dan bagaimana menyiasatinya di tengah wabah Covid-19.
Kesamaan visi tidak seratus persen menjamin keberlaksanaan rencana. Akan tetapi, perbedaan visi sudah pasti mengarah pada muara yang terpencar ke mana-mana. Karena itu, awali Ramadhan ini dengan menyatukan visi seluruh anggota keluarga.
Tuntaskan Misi
Visi telah dicanangkan, maka langkah berikutnya adalah eksekusi. Jabarkan visi dalam misi dan program keluarga. Rapatkan agenda yang akan dilakukan mulai dari bangun sahur sampai tidur kembali. Tentukan target yang harus dicapai oleh seluruh anggota keluarga. Atur waktu bagi setiap kegiatan. Putuskan siapa yang bertanggungjawab atas pelaksanaan suatu agenda. Sepakati hal-hal yang berpotensi menimbulkan "keributan" misalnya surat apa yang dibaca saat tarawih. Pastikan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan. Terakhir, jangan lupa menulis hasil musyawarah sebagai panduan agar keluarga tetap on the track dengan visi yang hendak dicapai.
Semua anggota keluarga harus bersungguh-sungguh menjalankan target yang telah dicanangkan. Ayah dan ibu merupakan motor utama dalam keluarga. Peran mereka amat menentukan keluaran dari madrasah Ramadhan ini. Dan sebagai bagian dari pengkaderan estafet kesalehan, ayah dan ibu perlu melibatkan anak-anak yang sudah dewasa.
Tantangan biasanya menghadang saat berada di pertengahan bulan. Rasa malas dan capek mulai muncul. Anak-anak yang sudah bosan semenjak lockdown akan merasa bosan dengan Ramadhan yang itu-itu saja, tanpa ngabuburit atau buka di luar. Tak pelak, dibutuhkan kreativitas agar visi tercapai dan misi tuntas saat satu Syawwal menjelang. Orang tua tidak perlu kaku dengan jadwal, sedikit variasi masih dimungkinkan asal tidak jauh melenceng dari target. Lakukan evaluasi secara berkala setiap akhir pekan untuk mengetahui pencapaian target tiap anggota keluarga.
Yang Terbaik
Yang terbaik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Ramadhan ini, rumah menjadi pusat ibadah. Akan tetapi, bukan berarti kita hanya fokus pada apa yang dalam rumah kita saja. Rumah tetangga, rumah kerabat, dan rumah masyarakat secara umum mesti menjadi bagian yang tak boleh diabaikan apalagi di masa sulit seperti ini. Wabah pandemi memberi kesempatan kita untuk membuktikan siapa yang terbaik.
Kelebihan yang ada pada sebuah keluarga adalah hak bagi keluarga yang lain. Dan berbagi merupakan salah satu jembatan yang dapat menghubungkan keduanya. Lengkapi keberkahan bulan dengan memperbanyak sedekah. Libatkan seluruh anggota keluarga, ajak anak-anak menginfakkan sebagian dari tabungan mereka. Alokasikan anggaran keluarga untuk menyunggingkan senyum keluarga lain. InsyaAllah, kelak seluruh anggota keluarga akan sama-sama tersenyum di surganya.
Jadi, tak perlu galau jika tahun ini Allah dengan kasih sayang-Nya menjadikan rumah kita sebagai pusat ibadah. Dengan rahmat-Nya pula, Ramadhan di rumah tak akan kehilangan berkah.
Wallahu a'lam bishowab. Allahumma taqabbal minna.

Biodata Penulis
Iis Nuryati, Ibu dari 3 putra dan putri, Guru di SMPIT Insan Kamil Karanganyar
Alamat medsos: Iis Nuryati (facebook), Email: iisnuryati93@gmail.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar