Saat ini, dunia sedang berduka, hanya karena makhluk kecil yang tak
kasat mata. Yap, Covid-19 begitulah mereka menyebutnya. Kini ia menjadi
momok menakutkan bagi seluruh manusia di muka bumi. Sebenarnya, apa sih covid-19
itu?
Covid-19 atau juga biasa disebut virus corona ini adalah keluarga virus
SARS dan MERS yang juga sempat booming beberapa tahun lalu. Virus ini
diduga menyebar pertama kali di Wuhan, China, pada awal Januari 2020. Tak ada
yang menyangka, virus yang dikatakan dari Tiongkok ini akan cepat menyebar di seluruh
dunia, tak terkecuali Indonesia. Hal ini, tak urung membuat pemerintah
kalang-kabut. Pasalnya, ada yang mengatakan bahwa Covid-19 ini bisa mati
pada cuaca panas. Jadi mana mungkin ada yang menyangka, virus ini bisa sampai
ke Indonesia yang notabene adalah negara dengan iklim tropis.
Karena virus corona sudah terlanjur sampai di Indonesia, mau tidak mau
segala hal dan aktivitas yang terjadi dalam negeri harus berubah total. Apalagi
pasien positif Corona di Indonesia sendiri terbilang cukup banyak.
Pemerintah pun juga telah sigap mengeluarkan regulasi untuk mencegah penularan
yang lebih banyak lagi oleh virus ini.
Ada beberapa peraturan baru guna meminimalisir mewabahnya Covid-19
yaitu dengan rajin menjaga kebersihan, mencuci tangan dengan sabun atau hand
sanitizer dan memakai masker jika sedang sakit. Bahkan, sekarang semua
orang dianjurkan untuk memakai masker jika terpaksa harus keluar rumah, dan
pastinya anjuran dengan tagar #stayathome.
Namun, juga ada beberapa regulasi yang cukup dilematis, work from
home untuk para pekerja kantor dan sebagainya. Regulasi ini mungkin akan
lebih mudah direalisasikan oleh pekerja kantoran. Namun, bagaimana seorang
supir bisa menerapkan WFH ini? Akan menimbulkan banyak kebingungan di
benak seorang supir tersebut antara tetap melanjutkan pekerjaannya atau haruskah
mengikuti anjuran pemerintah. Jika tetap bekerja akan lebih besar
kemungkinannya bisa terpapar Covid-19, tetapi jika hanya berdiam diri di
rumah, mau dapat income darimana untuk menafkahi anak istri yang juga
butuh penghidupan?
Memang menjadi sebuah dilema yang luar biasa, termasuk untuk para siswa,
pun juga para guru. Sama halnya dengan work from home, para siswa pun
juga harus menjalani kegiatan yang dinamakan study from home. Dimana
kegiatan ini mengharuskan siswa bisa mengakses dan terhubung dengan guru melalu
internet untuk melangsungkan kegiatan belajar mengajar yang terpaksa berhenti
dikarenakan keadaan darurat seperti ini.
Sebenarnya, pembelajaran seperti ini kurang efektif untuk diterapkan.
Kenapa? Karena mungkin ada siswa yang belum memiliki perangkat yang mumpuni
untuk pembelajaran jarak jauh. Tak hanya itu, mereka pun juga tidak akan fokus
pada materi pembelajaran apabila hanya menerima materi dari internet, karena
banyak juga anak yang hanya bisa belajar jika didampingi oleh guru. Mereka akan
lebih memilih melakukan hal lain daripada harus mempelajari materi yang
diberikan secara daring ini. Lain hal jika diberi tugas dan ada tenggang waktu
mengumpulkan. Namun, jika itu diterapkan pada semua mata pelajaran hanya akan
membebani siswa dengan banyaknya tugas yang harus dikerjakan. Padahal, di rumah
ia juga punya kewajiban untuk mengurus tempat tinggal dan membantu kedua
orangtua. Walaupun orangtua sudah mengerti, sang anak pun tetap tahu batasan
dan apa tanggung jawabnya saat itu. Tak hanya itu, siswa akan lebih memilih
aktif di sosial media seperti Instagram, Twitter dan YouTube
daripada harus mempelajari materi. ‘Toh, bisa dibaca nanti-nanti,’
begitulah pikir si anak.
Selain konsentrasi akan terpecah, ia akan lebih menyepelekan materi dan
pemberinya karena merasa tidak ada yang perlu ditakutkan. Paling ia juga tidak
akan mendapat hukuman karena jarak yang terpaut jauh ini. Belum lagi jika ada
guru yang tidak memberikan kejelasan atas tugas. Hal itu membuat kita menjadi
kelabakan sendiri.
Selain itu, dilihat dari sisi psikologis, siswa juga akan merindukan
teman-temannya karena sudah terbiasa bersama-sama selama 5 hari dalam seminggu.
Ada sesuatu yang hilang dan merasakan kesepian. Sebuah kebiasaan yang dipaksa
untuk hilang akan menjadi suatu hal yang sulit, bukan?
Dalam kondisi seperti ini mungkin bisa diterapkan KBM dengan bertatap
muka dari jarak jauh dengan memanfaatkan aplikasi sejenis skype dan zoom.
Pembelajaran semacam itu memungkinkan kecilnya resiko siswa untuk membolos pada
jam pelajaran.
Walaupun begitu, tak perlu ada yang dikeluhkan, toh tidak ada yang
meminta semua ini terjadi. Tuhan pun tahu apa yang dilakukan dan apa tujuannya.
Tak perlu meragu karena Ia tahu yang terbaik untukmu. Saat ini, siklus makro
sedang bekerja untuk keseimbangan alam yang baru. Seleksi alam sedang
berlangsung. Alam tahu apa yang harus dilakukan demi menjaga eksistensi
kehidupan untuk menjalankan titah Sang Pencipta.(red/mt_s)
Penulis Ine
Febriyanti/SMA N 1 Karanganyar- edited by: Muthiyyatunnisa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar