Siang itu Limbuk baru saja mengintip Raden Gatutkaca
latihan.
Limbuk : wah.... gagah juga ya Raden. Ganteng, baik hati,
hafal Al Qur'an, kalau adzan merdu. Pokoknya idola. Sukur sukur bisa jd istrinya
Ya Allah...
Limbuk senyum senyum sendiri.
Cangik : kamu itu kenapa, Nduk. Senyum senyum sendiri,
obatnya masih?
Limbuk : kalau Raden
Gatutkaca itu jd suamiku, setuju gak,Mak.
Cangik : ngimpi....ha...ha...ha. gausah terlalu tinggi kalau
bermimpi. Pacarmu Bagong kae pye?
Limbuk ; lha Bagong
wes selingkuh, wani ngapusi aku. Suwe suwe aku yo remuk.
Cangik : wes... ngene,Nduk. Lebih baik kamu muhasabah,
dandani opo semestine didadani, perkara jodoh minta sama Allah, berdoa yang ikhlas dan pasrah. Nak, uripmu pasrah pada Allah, wes,Allah akan menuntunmu. Siapa tahu
kamu dikasih jodoh yg lebih dari Raden Gatutkaca.
Limbuk : iya, Mak,
Cangik : sekali kali kamu itu lihat dulu sejatinya, hatinya.
Nak, hatinya baik maka yang lain baik, begitupun sebaliknya.
Limbuk : baik, Mak.
Lha kae bapak bapak yo naksir kamu,Mak.
Cangik : hus..... Emakmu iki wes tua, ora mikir koyo ngono.
Wes wayahe Emakmu ini dekat dengan Allah. ora halu kayak kamu
Limbuk: wah, Emakku gaul, tahu istilah halu segala.
Cangik : ngerti no,
halu ki halusinasi to, kayak kamu mikir Raden Gatutkaca, senyum-senyum
sendiri, genit, kadang ora nyambung.
Biodata penulis
Fahri F. Fathoni.
Perawat kelahiran Klaten 17 Januari 1994 ini memang suka
menulis sejak di bangku SMA. Adapun karyanya yang sudah terbit dan beredar di
pasaran yaitu * Kuingin Jadi Sajadahmu* tahun 2013. * Dalam Sujud, Dia
Menyentuhku* 2015. Saat ini bergiat di Forum Lingkar Pena (FLP) Solo.
Semoga bermanfaat
BalasHapusNggemeske
BalasHapus