"Hujan kok gak reda reda. Seharian hujan,
tak ada sinar matahari. Kalau begini kapan jarik jarik para ratu akan kering.
Padahal besok dipakai untuk rapat kerajaan"
Limbuk menggerutu.
"Nduk, jangan begitu. Memang kalau
musim hujan seperti ini kita kerja lebih giat. Disyukuri aja, Nduk. Tidak usah
mengeluh. Terkadang manusia sambat sebut
ora kepeneran. Diwenehi udan kok
pengen terang, gandeng kemarau pengen diwenehi udan. Allah ini maha pemurah, apa musim kemarau tanah menyimpan banyak air jadi tidak
terjadi kekeringan."
"Kalau setiap hari hujan Hastinapura
banjir, Mak."
"Makanya dari itu Allah memberikan
kita kesempatan di musim kemarau untuk membersihkan jalan-jalan supaya rejeki bumi berupa hujan itu tidak
menggenang. Kalau menggenang kita yang susah."
"Wes
sekarang jangan kebanyakan mengeluh. Hidup itu memang berat tapi janganlah
mengeluh, kalau mengeluh ingatlah Allah, apa yang sudah diberikan Allah pada kita. Jangan
menuruti hawa nafsu, kalau kamu turuti tidak ada habisnya. Sekarang pasrah.
Kalau ini yang terjadi berati kita harus giat lagi bekerja, siapa tahu Allah
memberi kita sesuatu saat kita ikhlas dan pasrah dalam bekerja," imbuh
Cangik sembari mengangin-anginkan jarik.
Biodata Penulis :
Fahri F. Fathoni.
Perawat kelahiran Klaten 17 Januari 1994 ini memang suka menulis sejak di bangku SMA. Adapun karyanya yang sudah terbit dan beredar di pasaran yaitu * Kuingin Jadi Sajadahmu* tahun 2013. * Dalam Sujud, Dia Menyentuhku* 2015
Biodata Penulis :
Fahri F. Fathoni.
Perawat kelahiran Klaten 17 Januari 1994 ini memang suka menulis sejak di bangku SMA. Adapun karyanya yang sudah terbit dan beredar di pasaran yaitu * Kuingin Jadi Sajadahmu* tahun 2013. * Dalam Sujud, Dia Menyentuhku* 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar