HATIMU HATIKU
ke jakarta yang
banyak pemulung
menulis banjir
ketika diriku berdiri
dari jam tujuh
kompor itu memanggangku
indekos yang budiman
kuserahkan segala gajiku
hatiku hura-hura dan
hatimu yang terharu
Temanggung, 26-02-2020
DAUN-DAUN BERCABANG
kau pamit tidur namun
kenapa pinggangku sakit?
daun-daun bercabang empat
ketika air matamu ruah
aku menulis banyak puisi
dan kau bolos kerja
pohon-pohon itu tumbang
kedai ini sepi tapi
aku sibuk, sibuk sekali.
Temanggung, 26-02-2020
TEKA-TEKI
menebak-nebak
rumah makan
sepi, sepi sekali sampai
aku mau keluar
dari kota besar
baru masuk saja
sudah mau keluar
lelaki dan buah anu
yang lemah
apakah itu kecil?
apakah itu besar!
aku tak tahu tak
punya tujuan
mending di kota kelahiran
membaui tembakau yang diarak
petani dari gunung
ke lapangan
bertahanlah tapi
mari melihat gaji
ketika tubuh telah bobrok
pulanglah saja
kau jemput di terminal
sebab aku rindu
Temanggung, 26-02-2020
DARI TERMINAL JOMBOR
dari terminal jombor
kita memacari trans jogja
dari rumah menuju kota,
menuju sejuta bunga
mengenang jaman jaya
akankah terulang? saat-saat
itu ternyata salah siapa
aku tak mengajakmu main
kau yang berubah
pagi-pagi buta bangun
kota di ponsel pintar
Temanggung, 26-02-2020
KELUH DESAH
aku rajin sekali
dan sedang apa aku
sekarang malah mabar
sepi, mari tinggal tidur
tapi, majikanku orang mana?
orang sini pada ngasih motivasi
tak usah kerja
pulang kerja di sini
yang adem, dekat rumah dan sedikit gaji
wahai manusia, mohon jaga rahasia
aku bodoh jika tak betah
tapi hati tak bisa dusta
antara duit dan ketentraman hati
duit banyak jadi pikiran
usah memaksa berlaksa-laksa nestapa
rupanya cuma cari kesibukan
bagaimana bisa bertahan
dan kita terbingung-bingung
Temanggung, 26-02-2020
LIBURAN
bekasi panas tapi banjir
satu musim lagi musim hujan
bekasi sesudah karawang
jika aku menyerah, apakah, aku lemah?
aku akan ke puncak gunung
lagi karena punya banyak teman
ketika kau tanya kabar aku
malah kirimkan berkapsul-kapsul kehidupan
aku sakit? tapi cuma pusing
dan cuma libur sehari
Temanggung, 26-02-2020
GARIS TAKDIR
dua-duanya; antara mumet dan kesibukan
yang mengencani sampai terlelah
dan berdelusi yang hebat
sudah seminggu kau sehat
semoga pinggang itu tak bangkit
dari kubur di tahun awal
aku yang mengabadikan
kau yang mengelak
kau bilang aku kepedean
aku harus cepat pulang
namun tanggal 15 telah digaristakdirkan
apakah kita bakal ke jogja?
Temanggung, 26-02-2020
SUATU HARI DI HARI PERGANTIAN TAHUN
kau ini jadul banget, katamu
hanya karena tak ingin bawa gawai
kau batalkan semua rencana
rancangan yang sempurna itu
tetiba berganti saat februari
gunung-gunung nan agung
tanggal 15 dan 15 hari yang tanggal
tak pernah kau libur
hujan dari kemarin sore
mengepung nasi di warteg dan masakan padang
kota ini tak banjir tapi
aku kelaparan
butuh baso dan selimut
aku yang malang tapi kau kerja
makan kelapa panggang sampai jenuh
tak ada payung, aku bingung
seolah diisolasi mending
aku menari di bawah hujan
ketika kutanya kabar
ceker itu judes, dimasak saja
aku gila karena tak habiskan makan
telat, tak ada sarapan yang jam satu
Temanggung, 26-02-2020
FEBRUARI YANG AGUNG
bukankah hari ini februari
jadi, mengapa yang agung
belum jua pulang?
aku mengumpul cinta ke dalam kendil
kau, dengan andong yang besar banget
masih saja bilang kurus masih...
pengen naik andong sementara
aku ingin terbang dengan perahu
nahkoda atau pilot?
kau bandel soal tuhan
dari tanggal lima sampai
dua kali tanggal lima
banyak lagu baru
dan aku musti mengunduhnya
demi tak dibilang kere, kembang api dibakar
Temanggung, 26-02-2020
NAGA YANG
BERIMAJINASI
akulah naga yang berimajinasi
tapi, liar aku sangat buruk
aku mencari, menunggu wifi gratisan
sayang dengan kuota, sebagian dari badan
aku tak kebanjiran
namun cepatlah pulang
semua pos perjalanan tutup
mari bangun tenda-tenda
aku memang tak berani pulang
sendiri dan kau mau ketawa
setelah berkata 'hai' kau bilang
kau terjerat kabut, dan jadi gabut
menungguku pulang, kau jelang rumah
untuk apa banyak teman yang sibuk
termasuk aku yang tak lagi
jawab pertanyaan demi kabar-kabar
Temanggung, 26-02-2020
Biodata Penulis
Aris Setiyanto memiliki nama pena Aris Nohara
adalah EXO-L yang hobi menulis puisi. Berdomisili di Temanggung, Jawa Tengah.
Buku puisi pertamanya, "Lelaki yang Bernyanyi Ketika Pesawat
Melintas".
Medsos
Blog : arisnohara.wordpress.com
Facebook : Aris Nohara Fa
Twitter : aris_nohara
Instagram : aris.nohara
Medsos
Blog : arisnohara.wordpress.com
Facebook : Aris Nohara Fa
Twitter : aris_nohara
Instagram : aris.nohara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar