Sajak-sajak Muhammad Lutfi - KBM Soloraya

Breaking

Hadir Untuk Menginpirasi Anda

Sajak-sajak Muhammad Lutfi




Lembah Penyair

Ketika penyair berjalan mengalahkan lembah
kumbang-kumbang berbaris di bawah sepatu.
Luka matahari semakin mengisi hari-hari yang sedih.
Penyair berjalan mundur ke arah perpustakaan
membaca riwayat hidup penulis yang terkubur.
Syair-syair tidak mewakili rasa untuk raja,
orang yang angkuh dan kehilangan kata-kata.
Kebijaksanaannya luntur seketika
berhadapan dengan penari panggilan yang panas
membakar menara kerajaan.

                                        Pati, 23 Maret 2020


Anggur dan Burung

Tengah malam suara burung membawa cangkir pertobatan
melepaskan anggur-anggur serta vas minuman,
ke tanah terbaring segala yang telah bersandiwara.
Bersuaralah seluruh yang di dalam lautan dengan uap air
di daratan yang merangkak di rumput-rumput dan kaktus biru
di udara yang masih berkuda memacu awan
mengendarai malam setiap dini hari
lewat tengah malam sampai pagi menjelma.
Suara burung pelatuk menebang kayu-kayu di hutan larangan
memukulkan kakinya yang kandas dari pasir sebab hujan
menyisakan anggur-anggur terbaring pada tanah.

                                                              Pati, 26 Maret 2020


Aku juga Seorang Ilmuwan, Filsuf, dan Penyair

Dapatkah aku tulis ilmu perbintangan untuk mengetahui bulan-bulan dalam setiap tahun
bahwa telah berlalu meninggalkan hari-hari yang fana serta lelah
setiap malam bekerja tanpa henti.
Tanpa tidur mataku merah dan lelah setiap itu,
Setelah pagi aku lalu mengisi buku logaritma dengan logika dan fakta
buat menemukan kesimpulan segala pemecahan ujung masalah yang rumit.
Setelah Omar Kayyam membintangi nama-nama bintangnya di luar bumi
serta mengumpulkan Rubaiyat syair-syairnya yang berkesan teologi
kini entah waktu meninggalkan peluru pada mata pembaca
melepaskan anak panah pada perasaan pembaca.
Kata-kata tak pernah usai setelah menjadi perlawanan dan bidang pengetahuan.
Ilmu-ilmu diajarkan melalui lisan-lisan perawi alim yang pandai.
Sebagai diwan, penyair mesti banyak akal.
Aku juga telah membintangi nama-nama jurnalku
dari hasil ilmiah segala ilham kesimpulan
mencetus kisah-kisah dan nama agung.

                                                      Pati, 26 Maret 2020




Aku dari East City
Angin keramas dari lembah barat
turun bermukim di lembah ngarai.
Ufuk timur yang bersemi
memberi wajah dunia yang erang,
membuang aku jauh dari tanah kelahiran
dari buah hati kesayanganku
seperti kerikil yang terlempar ke eropa.
Berderai di kaki bumi,
berpijak pada purnama muda
belum sepenuhnya terlahir ke langit.
Memeluk orang-orang yang berjaga
takut akan terlahir dari dosa lagi.
Kini aku utuh dengan fitrah.

Sebagai penyair sayapku mekar,
ditenung alam mencengkeram penaku
menoreh tinta di lubuk lautan.
Rumpun ilalang yang tumbuh merendah
menyakiti rambut-rambut mahkotaku
seperti melahirkan anak kata
berdawai dengan citra-citraku.

Seperti Andalusia,
ingat saja aku sebagai penyair
memintal dawan dan syair dari kerang
menuju sampan meretas layar
menuju mata angin menerbangkanku.

                                              27 Maret 2020


Biodata Penulis : 
Muhammad Lutfi, adalah seorang sastrawan Indonesia yang lahir di Pati, pada tanggal 15 Oktober 1997. Merupakan putra dari Slamet Suladi dan Siti Salamah yang menyelesaikan S-1 Sastra Indonesia di UNS Surakarta. Yang sudah memiliki banyak prestasi dan pencapaian, juga penghargaan di bidang sastra.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar